Rabu, 12 November 2014

Lebih Berbahaya Mana antara Serangan WBC dengan Menghisap Asap Rokok

Aktifitas kantor hari ini.
Begitu datang sekitar pukul 07.15 WIB langsung melakukan absen sidik jari, kemudian masuk ruangan. Jam segini sudah biasa orang yang sudah datang ke kantor masih bisa dihitung dengan sebelah jari tangan.
Setelah itu duduk manis dimejaku, buka laptop bersiap mengerjakan beberapa pekerjaan rutin. Sampai kemudian Sekretaris Badan (biasa dipanggil SEKBAN-- pengucapan sek dan seks kadang begitu tipis perbedaannya, hehe) menanyakan kegiatan penting apa hari ini yang akan aku laksanakan. Buntutnya, karena keterbatasan personil akibat padatnya jadwal kedinasan hari ini, aku diberi tugas menghadiri acara sosialisasi Pengendalian hama Terpadu (PHT) di Kecamatan Cipeucang, berjarak sekitar 13 Km dari kantorku. Sebenarnya ada 2 disposisi yang belum ditandatangani kepala badan yang kebetulan beliau sakit dan dirawat di RS. Sari Asih Serang (semoga cepet sembuh ya pak...). Pak Sekban menyerahkan padaku untuk membagi tugas dengan Kabid atasan langsungku. Sudah bisa ditebak kalau beliau memilih tempat rapat yang lokasinya didalam kota. Terima nasib aja.

Singkatnya sampailah aku ditempat acara berlangsung.
Karena telat nerima disposisinya, bahkan tanpa tanda tangan pimpinan, acara sudah dimulai, alhasil aku telat mungkin sekitar setengah jam-an. Tapi seperti biasa, rangkaian acara masih seputar lomba pidato, alias sambutan-sambutan yang sangat banyak. Semua diberi waktu buat memberi sambutan, dari mulai camat, ketua MUI kecamatan (baru kali ini acara sosialisasi hama penyakit tanaman padi dihadiri ketua MUI, mungkin adanya serangan hama punya pengaruh signifikan dengan keimanan masyarakat petani), ada juga kapolsek, koramil, dari Balai Propinsi, ini yang sebenarnya punya hajat, kepala BP3K kecamatan Cipeucang, dan tak lupa pembawa acara yang sepertinya merangkap moderator yang masih suka lupa dengan perannya. mungkin pembawa acara kali ini merangkap juga sebagai narasumber, soalnya setelah narasumber menyampaikan sambutan atau materi, beliaunya selalu memberikan ulasan yang terlalu panjang kali lebar, yang begini mestinya diberi honor lebih lho,, hehee.. Seharusnya panitia menyederhanakan pemberi sambutan biar peserta sosialisasi nggak boring, misalnya, ketua MUI tidak usah diundang aja, soalnya pak pembawa acaranya malah memberi tausiyah dengan membacakan ayat suci yang nota bene itu adalah porsinya ketua MUI.

Singkatnya lagi, masuklah pada acara pokok sosialisasi. Pemateri pertama keliatan sekali menguasai materi, jelas orang yang berilmu dan kompeten dibidang ilmunya. Sejarah tentang pentingnya masalah Pengendalian hama penyakit di Indonesia dikupas tuntas oleh beliau.
Sebenarnya aku cukup antusias, menyimak dengan baik, bahkan tingkat konsentrasi yang diberikan otakku dalam mendengarkan materi ini setara dengan kehadiranku dirapat-rapat tingkat nasional di hotel bintang 5 seperti yang biasa aku hadiri sewaktu masih bertugas di kantor yang lama. O iya, selama lebih dari 3 tahun di kantor baruku ini belum sekalipun merasakan lagi rapat-rapat tingat nasional dengan pesawat, cukup ditugaskan di tingkat lokal saja. Alhamdulillah ini patut juga disyukuri.
Kembali lagi ke inti tulisan ini, bahwa aku tidak membedakan suasana ini dengan rapat di hotel bintang 5. aku fokus, menyimak bahkan membuat beberapa lembar catatan, paling tidak untuk menambah wawasanku, maklum sebagai orang dengan basic keilmuan perikanan, barangkali akulah diantara sedikit orang itu yang beruntung dipercaya juga terjun didunia pertanian, paling tidak dibidang penyuluhannya.

wahyuanton91@live.comTapi lama kelamaan aku mulai merasakan pusing, nafasku sesak, dan yang paling parah kurasakan adalah tiba-tiba mataku berurai air mata, tanpa bisa kubendung, rasanya amat pedih, padahal aku sama sekali tidak mengingat kesedihan apapun yang pernah kurasakan dalam hidup. Aku bahkan tidak sedang merasakan kesedihan atau kehilangan apapun.
Nafas sesak, kepala pusing, bahkan berurai air mata cukup lah menjadi warning bagiku untuk meninggalkan ruangan ini pada saat sosialisasi masih berlangsung. Pekatnya asap rokok kretek yang dihembuskan bapak-bapak kelompok tani yang semangat meneriakan yel-yel khas SL-PHT mereka begitu mempengaruhiku, sampai aku putuskan untuk keluar dari ruangan dan berpamitan dengan salah seorang petugas lapangan dari BP3K kecamatan Cipeucang, seorang ibu-ibu yang merasa kasian melihat aku menangis berurai air mata. Kenapa pak? Oh, asap rokok ya? sama, saya juga keluar ruangan karena tidak tahan dengan asap rokok, Oh, Bapak tidak merokok ya??
Beberapa pertanyaan meluncur dari mulut ibu PPL yang cantik ini. Kalo dalam situasi lain mungkin bisa ngobrol lebih lama, tapi tidak untuk situasi seperti ini. Otakku berputar-putar, bahkan pertanyaan ibu PPL yang mungkin keheranan mengetahui bapak-bapak seperti aku yang tidak merokok adalah sesuatu hal yang cukup aneh dilingkungannya, tidak banyak memberikan ruang untuk sekedar memberi pencerahan setidaknya pada ibu PPL tadi, bahwa asap rokok itu berbahaya tidak hanya bagi ibu-ibu yang sedang hamil, bahkan bagi bapak-bapak seperti aku yang masih cukup gagah,, hahhaa..
Otakku bahkan berpikir, memberi pertanyaan retoris bagi monolog yang sedang aku alami. aku berdialog dalam diriku, bahwa lebih berguna mana antara acara sosialisasi Pengendalian Hama Penyakit bagi masyarakat ini dengan sosialisasi bahayanya menghirup asap rokok, paling tidak seperti yang aku rasakan saat itu.
hipotesisku, adanya serangan hama penyakit bisa dibiarkan secara alami, toh akan ada siklus alamiah yang mengaturnya, artinya tingkat bahayanya tidak akan lebih besar daripada kita menghirup asap rokok kretek selama kurang lebih 45 menit yang paling tidak menyebabkan aku menangis tanpa sebab, dan tak berhenti sampai aku membuat tulisan ini,
kalo ada syair lagu : "sakitnya tuh disini.".(sambil pegang dada lebih asyik), yang ini bisa diganti dengan : "pedihnya tuh disini..." sambil ngucek mata... hadeeehhh....

Minggu, 19 Mei 2013

Bersyukur

Untuk sekedar mengingatkan bahwa tak layak bagi kita untuk tak mensyukuri nikmat yang diberikan Alloh sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Nikmat yang paling sering terlupakan adalah nikmat kesehatan. Dengan sehat itulah kita bisa merasakan kenikmatan-kenikmatan yang lain. Kita bisa menikmati makanan enak, kita bisa menikmati pemandangan indah, kita bisa menikmati liburan.
Yah, kenikmatan yang disebutkan tadi merupakan sebagian kecil dari kenikmatan yang aku rasakan di akhir pekan ini. Setelah 5 hari berkutat dengan rutinitas kantor seperti biasa, dimulai dengan menikmati liburan di Hari Sabtu kemarin. Aku mengawalinya dengan jogging di alun-alun Pandeglang.
Ini juga harus benar-benar kembali disyukuri. Bagaimana tidak, setelah absen jogging selama 3 minggu akibat seputaran alun-alun luar dalam yang biasa dipakai sebagai trek jogging dipakai kegiatan pameran yang rutin dalam rangka menyambut Hari jadi Kabupaten Pandeglang, momen tahun ini sekaligus dalam rangka penyelenggaraan MTQ tingkat Propinsi Banten yang kebetulan juga dilaksanakan di Pandeglang. Jadi momen kali ini harus dimanfaatkan betul. Tadinya pesimis bisa melahap 6 putaran dalam waktu setengah jam sesuai dengan porsi latihan terakhir, tapi alhamdulillah, masih bisa melakoni porsi latihanku, bahkan bisa lebih cepat 2 menit dari waktu maksimal yang kutargetkan, kebetulan jogging kali ini ditemani oelh pa Ahmadi, rekan kantor di BP4K.
Seperti biasa juga, setelah memutar dialun-alun bagian luar, aku masuk kedalam buat meneruskan rangkaian olahraga sabtu pagiku. Yah, ditempat favoritku aku melakukan proses pendinginan, mengendurkan otot-otot dan melakukan pelemasan. Dengan menghadap Gunung Karang, kembali aku mengucap syukur. Melihat gunung yang menjadi pasak di kota kecilku ini masih hijau, memberi ketenangan yang luar biasa, gunung yang memberi kehidupan, menyimpan air yang dipakai untuk mengairi sawah-sawah dan kolam ikan petani, air yang memancar dari mata-mata air  yang masih jernih jauh dari polusi apapun, menjamin kami untuk minum dan aktivitas lainnya. Tak terbayang jika gunung Karang menjadi gundul akibat illegal logging atau pembalakan liar atau aktivitas lainnya yang bisa merusak alam. Selain Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak juga akan mengalami hal serupa. Kekeringan dan ancaman kelaparan serta erosi dan banjir saat musim hujan akan mengancam kami.
Oke, aku lanjutkan cerita akhir pekanku yang menyenangkan. Seperti biasa jika berolahraga hari Sabtu ini di bagian dalam alun-alun hampir dipastikan akan bertemu bapak-bapak yang juga berolahraga, mereka unik, hahaa,, kenapa aku katakan unik,,?? Yah, cara mereka berolahraga, cukup rutin, selalu bergerombol 5-6 orang, bergerak memutar dalam putaran yang sama, mirip thawaf, dengan berjalan kaki sambil mengobrol ngalor ngidul. Wajar saja jika mereka mencukupkan diri dengan berolahraga hanya berjalan kaki seperti itu, dilihat dari usia mereka memang kebanyakan sudah memasuki usia pensiun 3-6 tahun yang lalu. Dengan semangat yang seperti itu saja aku kagum pada mereka. Semoga jika aku mencapai usia seperti mereka, memiliki tingkat kebugaran yang lebih dari mereka,, hehee.
Sampai di rumah, ternyata anak-anakku menyambutku dengan meminta dibuatkan sarapan. Yah, ketika istri masih belanja di pasar seperti ini, aku harus siap membuat sarapan sekedar membuat martabak mie. Cukup cepat, hanya menyiapkan 1 bungkus mie dan 2 butir telur, cukuplah dimakan kami ber-4, dan tak lupa menyisakan jatah buat Ummi nya.
Aktifitas kulanjutkan dengan bersih-bersih sekitar rumah, maklum jarang sekali ada kesempatan seperti ini, tidak seperti orang kebanyakan, sebagai PNS aku hanya punya waktu libur seperti ini. Mengangkat batu, membersihkan sisa pekerjaan tukang bekas membuat pagar rumah kemarin, membersihkan ini itu, cukup membuat pinggang sakit, hahaha,, udah nyadar juga, usia udah diatas kepala empat ternyata.
Tapi ternyata aktivitas fisik di hari Sabtu ini tidak berhenti di sini saja, anak-anak bulutangkis yang biasa latihan bulutangkis dengan jadwal minggu siang di GP, mereka mengajak waktu latihan dimajukan ke hari ini, sebab hari minggu GP akan dipakai buat aktifitas lain. Jadilah siang itu aku kembali memeras keringat. Hahaha,, kalo untuk urusan nepok bulu yang satu ini sih, dalam keadaan sakit pinggang juga okelah,, namanya juga hobi, apalagi sparringnya rata-rata berusia 16-17 tahun yang punya tenaga masih full.
Tibalah hari minggu, aku udah punya jadwal, kebetulan pak Rakhmat rekan kerjaku mengajak untuk main ke rumahnya di Tarogong Labuan. Rencana beliau mengajak ke Tanjung Lesung, salah satu ikon pariwisata pantai di Pandeglang yang sudah dikenal orang-orang Jakarta. Di sana acaranya selain bakar ikan, tentu saja mandi di laut adalah menu wajib yang tidak boleh dilewatkan. Ternyata luar biasa, jika dibandingkan dengan panati kuta atau sanur di Bali sana, pantai di Pandeglang lebih mempunyai keunggulan, selain relatif masih bersih, pengunjung juga tidak sebanyak di Bali, padahal jarak dari Jakarta hanya 4-5 jam perjalanan darat. Hanya kurangnya informasi dan promosi menjadikan pantai di Pandeglang masih relatif sedikit dikunjungi wisatawan.
Aku ingat, kemarin pagi grup bapak-bapak yang biasa jalan pagi di hari sabtu mengajakku kembali jalan dengan rute ke Pasir Peuteuy, di kaki gunung karang. Dengan jarak tempuh 5-7 km dan jalanan menanjak, maklum ke arah gunung. cukuplah rute ini membuat keringat bercucuran, dan dijamin dapat memelihara kesehatan fisik dan juga mental, paling tidak dengan melihat pemandangan indah sepanjang rute.
Nah, aku lebih memilih wisata pantai daripada memenuhi ajakan para senior tadi, padahal kedua aktifitas tadi sama-sama mengasyikan.
Jadi selama mengisi liburan 2 hari di akhir pekan ini kembali mesti disyukuri, mengingat ucapan pak Agus Wahyudin, yang rela mengantar aku dan anak-anak ke Tanjung Lesung dengan mobil dinasnya, bahwa semua keindahan alam ini hanya bisa dinikmati jika kondisi pikiran dan hati kita juga jernih, sedang tidak ada masalah dan legowo. Jangan harap semua keindahan gunung, pantai atau apapun menjadi indah jika kondisi pikiran sedang ruwet dan kalo bahasa anak  mudanya sih, sedang galau.
Sekali lagi, mari kita singkirkan semua pikiran ruwet dan galau tadi dengan menjadikan hati kita selalu bersih, jernih dan selalu bersyukur Alhamdulillah sehingga kita dapat menikmati keindahan alam pemberian Alloh ini dengan lebih nikmat lagi... Semoga akhir pekan berikutnya kita bisa menemukan makna yang lebih tinggi lagi, Amiin.

Jumat, 25 Januari 2013

Pelangi di Pagi ini



Tak ada yang aku sukai ketika bangun di pagi tadi.
Ketika tahu bahwa pagi ini tidak turun hujan, dan kebetulan hari libur nasional, maka yang ada dalam pikiranku tiada lain adalah jogging. Yah, akhirnya dengan semangat aku mempersiapkan diri buat aktifitas yang satu ini. Tak ada yang istimewa selain memakai kaos olahraga, sepatu olahraga, tak ketinggalan jam plastik merk qq yang setia menemani joggingku selama ini. Yah, jam tangan ini berguna untuk mengukur waktu tempuh lariku dalam setiap putarannya. Menurutku apalah artinya berlari secara teratur, olahraga yang kupilih ini harus memberikan dampak positif, selain buat menjaga kesehatan, keseimbangan fisik mentalku, juga mesti ada target dan waktu pencapaian yang kubuat sendiri. Yah, aku ingin belajar disiplin seperti yang selama ini aku lakukan. Lari sebanyak 6 putaran di sekeliling alun-alun luar di kota kecilku yang damai, Pandeglang.
Aku telah menetapkan standar lari bagiku, yaitu 6 putaran itu harus ditempuh dalam waktu 30 menit, sehingga rata-rata setiap putarannya selama 5 menit. Bukan tanpa alasan aku menetapkan standar demikian, selain sesuai dengan kemampuan umurku yang udah masuk diatas 40, (hehehe,,, ngaku juga nih masalah umur), waktu demikian selama ini tidak memberatkanku, tetapi juga cukup lumayan mesti konsentrasi dan disiplin menagtur tempo berlari.
Wah, ko malah membahas teknis berlari ya, padahal di blog pertama disini aku ingin bercerita tentang pelangi yang kulihat dipagi hari, dan sungguh menakjubkan, ternyata aku sadar, sudah sedemikian lama aku tidak menikmati pemandangan maha indah ini. Entah karena momennya sudah sulit ditemui, atau karena kebetulamn aku tidak menyadari kehadirannya yang selalu mengikuti hujan.
Yah pokoknya begitulah, saat tadi pagi ketika aku melakukan pendinginan di dalam alun-alun Pandeglang, di tempat favoritku untuk melakukan pendinginan setelah berlari agar terhindar dari rasa kram otot, seperti biasa, di sisi utara alu-alun.
Tempat favorit ?
yah memang tidak berlebihan kalau mau mengatakan demikian. Karena hampir setiap selesai aku jogging, aku pasti memilih tempat ini untuk pendinginan. Tempat dimana aku bisa menghirup udara segar dengan bebas tanpa takut terkena polusi, dan ini adalah alasan paling benar, dari tempat ini aku bebas melihat langsung Gunung Karang, gunung kebanggaan kota kecilku, gunung yang setia memagari kami dan menjamin ketersediaan air bagi kehidupan kami,
Kami harus mengucap syukur kepada Allah atas karunia ini.
Dan aku di pagi ini sangat takjub melihat pelangi yang begitu indah dengan anggunnya melengkung didepan Gunung Karang. Benar-benar mewakili warna MEJIKUHIBINIU … ada merah jingga kuning hijau dan sebagainya.
Pelangi ini seperti tersenyum. Yah memang pelangi ini datang ketika langit masih mengandung titik-titik air dan kemudian ditimpa cahaya matahari, dan terjadilah spektrum warna yang luarbiasa. Subhanallah,,, pagi ini ternyata begitu indah…
Aku mengucap syukur masih diberi kesempatan melihat dan menikmati keindahan di pagi ini. Secara sederhana, dengan gayaku sendiri.

Minggu, 05 Februari 2012

BOS JUGA MANUSIA

Apa kabar blog ku sayang.....
Maaf, sudah terlalu lama aku menelantarkanmu. Begitu banyak alasan sebagai jawaban atas kelalaianku tak merawatmu.

Ah, tapi sudahlah, mumpung malam ini aku bisa menyempatkan diri untuk sekedar menulis di tempatmu ini.
Alhamdulillah ini semua berkat kehendak Alloh. Karena tiada kekuatan apapun yang kupunya selain berkat bantuan-Nya.

Tadi sepanjang siang sampai menjelang sore, aku menemukan sisi lain dari para bos ku di kantor. Bukan sesuatu yang penting sesungguhnya, tapi hanya sebuah ciri manusia biasa, walaupun itu bos sekalipun, masih punya rasa dan keinginan untuk sekedar melepas stres dan kepenatan dengan rutinitas.
Sungguhpun menjadi sesuatu hal yang 'agak' kurang biasa adalah mereka mengajakku turut serta di dalamnya, entah apa maksudnya.
Bisa jadi aku termasuk dalam "tim".... atau termasuk dalam "golongan yang tidak membahayakan"... ahh... yang jelas memang tidak biasa mereka kusaksikan sendiri.
Hanya "mereka", tak ada istri, anak atau cucu yang dibawa, pun tak ada sopir atau staf lain yang hadir, hanya kepala dinas dan kepala bidang saja.

Haha,,, mulai penasaran kan, apa yang sudah kami perbuat sepanjang siang sampai sore hari tadi?
ah, sebenarnya biasa bagi beberapa orang, kami hanya menyanyi di temani keyboard yang biasa manggung dengan sebutan beken organ tunggal. Hanya biasa saja bagi sebagian orang, karena yang kami nyanyikanpun, 'hanya' lagu dangdut biasa, klasik, cenderung melankolis dan dulu jelas termasuk dalam kategori musik "yang amat kubenci'. Hehehe, maaf lho buat penggemar dangdut.

Ada alasan tersendiri kenapa aku kurang suka dangdut yang ini, selain syairnya sangat melankolis, isinya sangat tidak masuk akal, bayangkan, hanya mengeksploitasi penderitaan, kesedihan, di tinggal pacar, bahkan cerita tentang seorang nasib pengangguran yang tidak punya pekerjaan. Bayangkan, arrgghh,, betapa syair seperti itu hanya melahirkan ratapan dengan air mata berkepanjangan, seolah hidup tanpa optimisme. Lebay juga ya??

Tapi tadi terus terang aku jadi tak perduli dengan sikap masa laluku terhadap jenis lagu tersebut, karena ternyata memang cukup mudah mengikutinya, cukup mudah dihafal liriknya, gampang ketukannya, dan yang paling penting, tadi nyanyi bareng 2 bos diatasku. Hehhee....
Nah, jadi baru kali inilah aku menemukan pengalaman, baru kali inilah aku mendapati 2 bos diatasku itu berteriak dan sukacita melepas semua ketegangan dengan bernyanyi dangdut, layaknya seorang penyanyi dangdut profesional yang sedang latihan.

jadi, ternyata, bos juga manusia.

Senin, 07 November 2011

Hantu itu bernama OBESITAS.......

Apa kabar blogku ?
Pertama kali aku ingin menyapamu. Sudah berbulan aku tak membukamu, begitu padat kesibukanku, seolah menenggelamkanku pada suatu kondisi seolah melupakanmu. Padahal dulu aku berjanji akan menjaga dan memeliharamu, karena engkaulah salah satu tempatku mengadu. 

Aku ingin menceritakan perasaanku malam ini padamu.
Tadi aku pergi ke dokter keluarga, mangantar putri keduaku untuk berobat. Dan, astagfirullah, ternyata aku menemukan diriku pada kenyataan yang cukup mengerikan bagiku. Timbangan berat badanku ternyata telah sedemikian melambung tinggi. Jauh diatas berat badan yang semestinya, sesuai dengan tinggi badanku.

Ketakutan yang selama ini menghantuiku kembali bertambah. Semua jelas ada alasannya. Selain karena ada garis keturunan untuk beberapa penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan, aku juga sedemikian khawatir dengan segala tanda-tanda yang berhubungan dengan keadaan yang kurasakan pada tubuhku akhir-akhir ini.

Yah, angka 70 kg jelas memberikan kekagetan yang tak terduga. Bagaimana bisa, ini adalah rekor berat badan tertinggi selama aku hidup. Dan ini jelas merupakan pertanda tidak sehat. Kembali aku teringat akan ketakutanku. Yah, harus kuakui, aku takut menjadi gemuk, lalu segala penyakit datang bertubi-tubi, sementara anak-anakku masih kecil-kecil. Aku juga khawatir hal ini membawaku pada kematian dengan beban penyakit mengerikan.

Diabetes, penyakit jantung, asam urat, bahkan stroke adalah sesuatu momok yang mengerikan dan aku sangat takut mendapatkannya. ini adalah ujung hidup yang sangat tidak kuharapkan.
Sebenarnya tanda-tanda secara fisik jelas sudah nampak. Aku mudah lelah, tidur mulai ngorok (sesuatu yang kubenci disaat remaja), mudah berkeinginan untuk kencing, sering merasa haus, bahkan aku mulai mendapatkan serangan sakit kepala, sesuatu yang hampir jarang terjadi kurasakan selama aku hidup. Ditambah luka eksim di kaki ku yang tak kunjung sembuh, biarpun aku sudah berusaha rajin mengobatinya, bahkan menjaga kebersihan kaki ini.

Kegemukan ini adalah penyebab semuanya, aku sadar, tidaklah nyaman dengan bentuk badan seperti ini. Gemuk jelas bukan suatu pertanda kemamkuran hidup, tapi pada resiko datangnya penyakit yang mengerikan.
Gemuk ini juga menyebabkan nafasku ngos-ngosan, sulit untuk melakukan gerkan sholat dengan benar, terutama pada saat tahiyat akhir, yah, aku sudah tak sanggup lagi untuk duduk dengan menekuk jemari kaki saat tahiyat akhir, tak mampu lagi duduk bersila dengan benar, gampang kesemutan, bahkan mulai terasa mudah lelah.
Celana dan baju yang kupakai menjadi sangat sesak, dan sulit untuk mencari ukuran kaos yang all size sekalipun.

Bentuk perutku sudah amat membuncit, hampir seperti wanita hamil 7-8 bulan.
Ya Alloh, aku takut dengan semua kenyataan yang kudapatkan malam ini. Aku inging merubah semuanya. Selagi masih ada kesempatan, sebelum semua terlambat, sebelum semua ketakutan yang selama ini meghantuiku benar-benar terjadi. Sungguh, aku tak ingin membebani istri dan anak-anakku dengan penyakitku, bahkan aku takut meninggalkan mereka dalam keadaan seperti sekarang, ya Alloh, aku belum siap untuk semua itu.
Ya Alloh, aku bertekad akan berubah, aku akan mulai diet, melakukan kontrol yang ketat terhadap pola makan, kembali rajin berolahraga, sesuatu yang hampir selama 8 bulan ini kutinggalkan, terlihat dari raket badmintonku yang sudah bulukan, berjamur.

Aku sudah pernah melakukan diet yang sama, dan hasilnya sebenarnya cukup memuaskan, dari berat badan 66 saat itu, aku bisa mendapatkan penurunan berat sampai 52 kg. Selain karena tingkat stres yang tinggi, aku meninggalkan pola diet itu karena sudah yakin dengan ukuran berat yang ideal, yah akhirnya aku kembali pada pola makan dan pola hidup yang sama, dan akibatnya seperti kurasakan saat ini, berat badanku kembali naik tak terkontrol, bahkan saat ini sudah mencapai rekor tertingginya. Dulu, sekitar 2 tahun yang lalu aku meninggalkan program diet itu karena memang terlalu mahal. Bayangkan, aku harus mengeluarkan uang hampir 1 juta perbulan untuk suatu nutrisi pengganti. Yah, produk yang kupakai memang produk amerika, tetapi Insya Alloh sangat aman, karena selain berasal dari produk herbal, juga terkontrol oleh para ahli gizi dan kesehatan.

Mulai hari ini aku akan bertekad kembali memulai hari-hari baru, yang melelahkan, yang memerlukan kesabaran, menahan diri dari rasa lapar yang hebat, berusaha menjaga dari keinginan makan enak, dengan tekad dan keinginan untuk berubah menjadi sehat, dengan berat badan yang normal.

Ya Alloh, tolonglah hamba MU ini.

Minggu, 10 April 2011

Tambah Nyaman saja....

Hidup semakin dipermudah saja,,
saat semua pekerjaan jadi mudah, contohnya jika motor kita udah kotor, padahal kita malas buat mencucinya, atau bisa jadi tak ada waktu, atau ribet, atau males berkotor-kotor ria, sekarang sudah banyak bertebaran tempat-tempat pencucian motor yang berlomba-lomba memberikan servis terbaik dalam melayani kostumer.
Tapi kadang yang terjadi adalah badan kita jadi sering tidak bergerak, badan kita dibuat manja dengan semua fasilitas yang tersedia,.
Bayangkan, dengan Rp. 7.000 rupiah saja kita bisa mendapatkan kendaraan kita bersih mengkilat tanpa bersusah payah dengan kotoran, sabun, lap, ember dan segala tetek bengek lainnya.
sambil menghabiskan secangkir kopi segelas jus jambu atau bahkan sekedar menulis isi cerita blog ini saja, kita bisa santai menunggu kendaraan kita untuk di cuci bersih...
Jadi,.... ???

Senin, 21 Maret 2011

Pertama Kali Bikin Blog

Udah lama sebenarnya pengen bikin blog,,,
baru kesampaian pas ikut Pelatihan MIS di CAS Water Park Pandeglang...
sekalian praktekin buku yang baru dibeli,,,